10 Penyebab Gatal pada Kulit dan Cara Mengatasinya
Saat gatal-gatal menyerang, kulit akan terasa tidak nyaman. Keinginan menggaruk secara refleks muncul untuk menghilangkan rasa gatal, kadang menggaruk sampai berlebihan sehingga kulit menjadi kemerahan bahkan lecet.
Ada berbagai penyebab gatal di kulit, mulai dari kulit yang kering, peradangan di kulit, efek pengobatan, sampai stres. Kalau kamu punya masalah gatal kulit yang cukup intens atau sudah berlangsung lama, kamu harus cari tahu penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat.
Jenis-Jenis Gatal pada Kulit
Gatal pada kulit umum dialami. Walau terkesan simpel dan ringan, tapi sebenarnya gatal merupakan kondisi yang kompleks karena begitu banyak hal yang dapat menyebabkannya, baik internal dan eksternal. Para ahli membuat klasifikasi jenis-jenis gatal sebagai berikut1,2:
10 Penyebab Gatal pada Kulit yang Paling Umum
Kamu pasti merasa tidak nyaman saat merasa gatal-gatal yang intens, dan langsung bertanya-tanya, apa yang jadi penyebab gatal-gatal ini muncul. Ada pula yang gatalnya terjadi secara kronis dan berlangsung sampai enam minggu. Biasanya gatal seperti ini merupakan gejala dari sebuah kondisi di tubuh. Sebaiknya kamu segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan penyebabnya.
Dari begitu banyak penyebab gatal di kulit, ada beberapa yang paling banyak dijumpai. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Kulit kering (xerosis)
- Lanjut usia
- Dermatitis atopik
- Reaksi alergi
- Kehamilan
- Psoriasis
- Gigitan serangga/kutu
- Gagal ginjal
- Stres
- Diabetes militus
Kulit yang kering atau sangat kering menjadi penyebab gatal di kulit yang paling signifikan.3 Kulit menjadi kering saat kekurangan kelembapan di lapisan kulit, apabila ketika menggunakan sabun cuci muka yang tidak sesuai. Kamu bisa mencoba CeraVe Hydrating Cleanser untuk kulit kering.
Gatal-gatal kulit pada usia lanjut (65 tahun ke atas) disebut dengan pruritus senilis dan biasanya berlangsung kronis. Gatal-gatal ini bisa disebabkan oleh kulit kering, dermatologis, dan sistemis.4
Gatal-gatal yang intens merupakan gejala yang paling menonjol pada dermatitis atopik. Gangguan kulit ini bisa menyerang segala usia, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan pelembab yang sesuai, salah satunya dari CeraVe Moisturizing Cream.
Paparan zat pencetus alergi dari lingkungan, seperti logam nikel, lateks, parfum, wol, atau zat-zat tertentu di produk pembersih, dapat menyebabkan muncul ruam di kulit yang terasa sangat gatal.
Pada ibu hamil, penyakit kulit gatal bisa terjadi akibat pengaruh mekanisme sistem imun dan sistem endokrin, juga dipengaruhi oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP).5
Merupakan salah satu penyebab gatal di kulit yang intens, terutama pada malam hari, dan bersifat kronis. Mekanisme gatal pada psoriasis masih belum jelas, maka kebanyakan obat antigatal memiliki efek yang kecil dalam mengatasinya.
Gigitan nyamuk dan semut yang berlangsung sementara menghasilkan rasa gatal yang sementara pula. Namun ada kutu dan tungau yang hidup di kulit dan mengisap darah. Ini yang dapat menjadi penyebab gatal di kulit jangka panjang.
Menurunnya fungsi ginjal membuat limbah yang diproduksi tubuh, yang biasanya dibuang lewat urin, masuk ke dalam aliran darah. Komplikasi dari kondisi ini adalah rasa gatal yang hebat akibat ketidakseimbangan mineral di tubuh.6
Gatal kronis sering dikaitkan dengan stres, baik sebagai penyebab ataupun akibat. Stres dapat menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal, dan sebaliknya, kulit yang bermasalah dan menjadi gatal-gatal dapat menyebabkan stres.
Salah satu gejala umum dari diabetes adalah kulit yang gatal-gatal, umumnya merupakan akibat dari kulit yang kering serta tumbuhnya jamur di kulit. Rasa gatal ini tidak disertai dengan adanya ruam atau luka di kulit.7
Cara Mengatasi Gatal-Gatal pada Kulit
Karena beragamnya penyebab gatal di kulit, maka meminum obat antigatal tak selalu efektif untuk menghilangkan gatal. Cara umum yang disarankan adalah dengan mencari tahu faktor penyebabnya, mengatasi penyebabnya, menghindari semua zat yang dapat mengiritasi kulit, mencegah kulit kering, dan menjaga kelembapan kulit.8
Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mencari tahu faktor penyebab gatal di kulit dan cara mengatasinya. Sedangkan menghindari zat pencetus iritasi serta merawat kulit agar lembap dan tidak kering dapat kamu lakukan sendiri.
CeraVe Moisturizing Cream dapat kamu andalkan untuk merawat kulit yang kering karena krim ini dapat menghidrasi dan mengunci kelembapan di kulit kering. Kandungan tiga ceramide esensial yang identik dengan ceramide alami di kulit, dipadukan dengan Multi-Vesicular Emulsion (MVE) Technology yang mengontrol pelepasan ceramide secara perlahan sehingga kulit terhidrasi sepanjang hari. Selain itu, krim pelembap ini juga mengandung hyaluronic acid yang terkenal dengan kemampuannya mengikat air di lapisan kulit serta niacinamide yang membantu menenangkan kulit.
Tak hanya menghidrasi dan menjaga kelembapan kulit, CeraVe Moisturising Cream juga mengurangi rasa gatal, membantu menjaga kekuatan skin barrier, serta menjaga kulit dari permasalahan akibat skin barrier yang rusak. Krim ini mudah dibaurkan untuk memberi hasil kulit yang halus dan lembap. Krim ini tidak mengandung pewangi, serta bersifat non-comedogenic dan hypoallergenic.
Untuk mendukung perawatan kulit keringmu, gunakan juga CeraVe Hydrating Cleanser, yaitu pembersih kulit yang membantu menjaga kelembapan kulit kering saat sedang dibersihkan. Teksturnya cair seperti lotion dan tanpa busa sehingga tidak membuat kulit menjadi kering. Tidak mengandung pewangi dan sabun, serta bersifat non-comedogenic, pH seimbang, dan telah dites untuk kulit rentan alergi.
Dapatkan semua rangkaian produk lengkap dari CeraVe di Official Store CeraVe Indonesia (Watsons dan Guardian) dan di marketplace ternama (Shopee, Tokopedia, dan Lazada).
-
Referensi
- Nowak, D. A., & Yeung, J. (2017). Diagnosis and treatment of pruritus. PubMed, 63(12), 918–924. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29237630
- Song, J., Xian, D., Yang, L., Xiong, X., Lai, R., & Zhong, J. (2018). Pruritus: Progress toward Pathogenesis and Treatment. BioMed Research International, 2018, 1–12. https://doi.org/10.1155/2018/9625936
- Satoh, T., Yokozeki, H., Murota, H., Tokura, Y., Kabashima, K., Takamori, K., Shiohara, T., Morita, E., Aiba, S., Aoyama, Y., Hashimoto, T., & Katayama, I. (2021, July 20). 2020 guidelines for the diagnosis and treatment of cutaneous pruritus. The Journal of Dermatology, 48(9). https://doi.org/10.1111/1346-8138.16066
- Chung, B. Y., Um, J. Y., Kim, J. C., Kang, S. Y., Park, C. W., & Kim, H. O. (2020c). Pathophysiology and Treatment of Pruritus in Elderly. International Journal of Molecular Sciences, 22(1), 174. https://doi.org/10.3390/ijms22010174
- Song, J., Xian, D., Yang, L., Xiong, X., Lai, R., & Zhong, J. (2018). Pruritus: Progress toward Pathogenesis and Treatment. BioMed Research International, 2018, 1–12. https://doi.org/10.1155/2018/9625936
- Wells, D. (2017, June 22). What Is Uremia? Healthline. https://healthline.com/health/uremia
- Song, J., Xian, D., Yang, L., Xiong, X., Lai, R., & Zhong, J. (2018). Pruritus: Progress toward Pathogenesis and Treatment. BioMed Research International, 2018, 1–12. https://doi.org/10.1155/2018/9625936
- Ibid