Dermatitis Kontak Alergi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Saat kamu alergi terhadap sesuatu, bersentuhan dengan pencetus alergi tersebut akan membuat munculnya ruam merah dan diikuti rasa gatal di kulit. Kondisi ini disebut dengan dermatitis kontak alergi. Kamu tidak sendirian, karena 1 dari 5 orang menderita masalah kulit ini. Salah satu jenis eksim ini bisa terjadi pada siapa saja, tapi orang-orang yang menderita dermatitis atopik lebih rentan untuk menderitanya.
Memahami tentang Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi adalah salah satu dari dua jenis dermatitis kontak. Jenis lainnya adalah dermatitis kontak iritan, di mana peradangan kulit muncul akibat iritasi setelah kontak berulang kali dengan zat pencetusnya. Reaksi dari paparan iritan berlangsung lebih cepat daripada paparan alergen, bahkan bisa instan.
Pada penderita dermatitis kontak alergi, reaksi yang muncul bisa berlangsung berjam-jam setelah terpapar oleh zat pencetusnya. Karena itu, dermatitis kontak ini digolongkan sebagai reaksi hipersensitivitas tipe IV atau hipersensitivitas tertunda, yang reaksinya baru muncul 12 jam setelah kulit terpapar alergen dengan rentang maksimal antara 48—72 jam.1
Reaksi awal yang muncul biasanya berupa ruam merah dan/atau rasa gatal yang intens. Kamu bisa menduga benda yang mengandung alergen yang menyentuh kulitmu berdasarkan bentuk ruamnya. Misalnya, jika muncul rasa gatal dan garis merah melingkari pergelangan tangan, maka kemungkinan dari pemakaian gelang atau jam tangan yang mengandung alergen. Atau jika berupa garis-garis goresan, mungkin saja kamu tergores dedaunan atau duri dari tumbuhan yang mengandung alergen.
Ruam merah ini kemudian akan bersisik, menebal, lalu jika semakin parah akan menjadi berkerak, menggelembung, dan mengeluarkan cairan. Gejala-gejala ini paling intens muncul di area kulit yang terpapar alergen, paling sering muncul di wajah dan tangan. Namun alergen bisa berpindah ke area tubuh lain lewat garukan atau saat menyabuni tubuh saat mandi. Reaksi dari dermatitis kontak alergi yang sudah parah ini juga akan muncul jika alergen terhirup dan tertelan.2
Penyebab Dermatitis Kontak Alergi
Ada banyak zat pencentus alergi atau alergen yang bisa menjadi penyebab dermatitis kontak alergi. Penyebab yang paling umum3 di antaranya adalah nikel dan beberapa jenis logam lainnya, produk perawatan tubuh, kosmetik, cat kuku, cat rambut, obat-obatan oles (baik yang dijual bebas atau yang diresepkan dokter), tanaman (yang paling umum: jelatang, oak, dan sumak), materi berbahan karet (sarung tangan, alas kaki, karet di pakaian), plastik, dan lem.
Kamu bisa saja tidak mengetahui kamu menderita dermatitis kontak alergi karena tidak tahu ada alergi terhadap zat atau materi tertentu. Apalagi, ada perbedaan gejala-gejala dermatitis kontak alergi antara yang akut (mendadak dan cepat memburuk) dengan yang kronis (berlangsung dalam jangka waktu lama). Karena itu, sebaiknya kamu memeriksakan diri ke dokter kulit untuk memastikan alergen penyebabnya agar bisa dihindari paparan di kemudian hari.
Pada kedua jenis dermatitis kontak, baik yang alergi maupun iritan, munculnya reaksi juga dipengaruhi oleh fungsi skin barrier.4 Jika fungsi skin barrier lemah karena lapisan stratum corneum kulitmu rusak atau rapuh, maka dermatitis kontak akan lebih mudah terjadi. Alergen level rendah pun bisa menyebabkan reaksi besar ke kulitmu. Faktor lainnya yang ikut mempengaruhi adalah cuaca, polusi udara, genetik, metabolisme kulit, dan jika menderita dermatitis atopik.
4 Cara Mengatasi Dermatitis Kontak Alergi
Jika kulitmu meradang akibat dermatitis kontak alergi, maka kemungkinan dokter akan memberikan pengobatan berikut ini:5
- Steroid oles jika kulit tubuh yang terpapar mencapai 20 persen atau kurang. Jika melebihi 20 persen, maka kamu akan diresepkan kortikosteroid oral.
- Jika peradangan terjadi di kulit yang tipis seperti di kelopak mata atau di lipatan kulit, maka pengobatan yang efektif adalah calcineurin inhibitors oles.
- Untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul, kamu mungkin akan diberikan antihistamin dan hidrokortison oles.
- Jika terdiagnosis parah, maka kamu mungkin akan diresepkan imunomodulator oles dan direkomendasikan untuk melakukan fototerapi.
Untuk perawatan kulit sehari-hari di rumah, kamu disarankan untuk menggunakan krim pelembap dengan segera setiap habis mandi atau membasuh kulit. Tak hanya membantu melembapkan kulit yang kering dan menyejukkan kulit, krim pelembap juga dapat membantu memulihkan dan memperkuat fungsi skin barrier yang melemah. Krim akan membentuk lapisan sementara di permukaan kulit yang mencegah air di kulit menguap, sekaligus mencegah alergen dan iritan masuk ke kulit.6
Cara paling efektif untuk mencegah dermatitis kontak alergi kambuh adalah dengan mengidentifikasi alergen penyebabnya dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan alergen tersebut. Untuk mengetahui alergen, kamu mungkin akan diminta menjalani patch test yang komprehensif. Setelah teridentifikasi, dokter kulitmu akan merekomendasikan strategi yang efektif untuk menghindarinya.
Krim Pelembap dari Cerave untuk Merawat Kulitmu yang Meradang
Untuk merawat kulitmu yang reaktif , kamu bisa menggunakan CeraVe Moisturising Cream secara rutin setiap hari. Krim pelembap ini memiliki kandungan tiga ceramide esensial yang identik dengan ceramide alami di kulit. Penerapan Multi-Vesicular Emulsion (MVE) Technology membantu mengontrol pelepasan ceramide secara perlahan sehingga kulit terhidrasi sepanjang hari.
Selain itu, krim pelembap ini juga mengandung hyaluronic acid yang terkenal dengan kemampuannya mengikat air di lapisan kulit. Paduan bahan-bahan dan teknologi ini membantu menyamankan kulit, menjaga kekuatan skin barrier, serta menjaga kulit dari permasalahan akibat skin barrier yang rusak.
CeraVe Moisturising Cream tidak mengandung pewangi, serta bersifat non-comedogenic dan hypoallergenic, sehingga aman untuk kulit yang sensitif atau sedang bermasalah seperti peradangan akibat dermatitis kontak alergi.
Kamu bisa mendapatkan CeraVe Moisturising Cream di Official Store CeraVe Indonesia (Watsons dan Guardian) dan di online marketplace ternama (Shopee, Tokopedia, dan Lazada).
-
Referensi
- Marwa, K., & Kondamudi, N. P. (2023b, August 12). Type IV Hypersensitivity Reaction. StatPearls - NCBI Bookshelf. Retrieved July 5, 2024, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562228/
- Murphy, P. B., Atwater, A. R., & Mueller, M. (2023, July 13). Allergic Contact Dermatitis. StatPearls - NCBI Bookshelf. Retrieved July 5, 2024, from
- Adler, B. L., & DeLeo, V. A. (2021). Allergic Contact Dermatitis. JAMA Dermatology, 157(3), 364. https://doi.org/10.1001/jamadermatol.2020.5639
- Johansen, J. D., Bonefeld, C. M., Schwensen, J. F. B., Thyssen, J. P., & Uter, W. (2022b). Novel insights into contact dermatitis. The Journal of Allergy and Clinical Immunology, 149(4), 1162–1171. https://doi.org/10.1016/j.jaci.2022.02.002
- Murphy, P. B., Atwater, A. R., & Mueller, M. (2023, July 13). Allergic Contact Dermatitis. StatPearls - NCBI Bookshelf. Retrieved July 5, 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532866/
- Marcin, J. (Ed.). (2019, January 29). Contact Dermatitis Treatments. Healthline. Retrieved July 5, 2024, from https://www.healthline.com/health/contact-dermatitis-treatments